Saturday night…..seperti biasa
ditemani dengan secangkir kopi dan beberapa perbekalan hobi, namun yg tdak
biasa, saya melewatkannya seorang diri kali ini karena suami yang
sedang dinas
luar kota. Tetapi ada yang menarik ketika secara tidak sengaja saya membuka
sebuah video dialog tentang kurikulum 2013 dengan narasumber bapak M Nuh
sendiri. Video ini diunggah sudah cukup lama yaitu sejak 18 Juni 2013, berikut
link tersebut, jika anda ingin lebih memahami tujuan dan konsep kurikulum 2013
: https://www.youtube.com/watch?v=5ia7asZHpYg
Terlepas
dari kontroversi yang ada tentang kurikulum ini, saya menggaris bawahi beberapa
penjelasan dari bapak M Nuh, yang menurut saya bisa kita adopsi konsepnya sebagai
orang tua, yaitu tentang “Scientific Approach”. Dengan
berkembangnya jaman, kehidupan yang semakin kompleks maka perkembangan ilmu
pengetahuan sudah tidak linier lagi, sudah exponensial bentuknya jika
digambarkan secara grafis, yang artinya
sangat pesat. Nah dalam kondisi yang seperti itu maka perlu dibangun
generasi-generasi baru yang kreatif, kritis, inovatif. Dan bagaimana
mengembangkannya?? Menurut bapak M Nuh syarat sebuah kreativitas dibangun
adalah jika dalam pendidikannya digunakan pendekatan Scientific Approach. Scientific
Approach itu sendiri bisa
dilakukan dengan membiasakan observasi. Ketika seseorang melakukan observasi
langsung, yang juga melibatkan indrawinya, maka yang muncul berikutnya adalah
pertanyaan-pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan ini muncullah nalar
seseorang. Setelah nalar ini muncul, maka muncullah eksperimen-eksperimen untuk
mempertegas jawaban. Dan tidak berhenti di situ, setelah melakukan eksperimen-eksperimen, mereka
bisa mengkomunikasikan apa-apa saja yang terjadi.
Salah satu contoh yang ditunjukkan
adalah : jika terdapat sebuah persegi empat panjang 6cm dan lebar 4cm, maka
kelilingnya adalah ? tentu semua akan menjawab 20 dengan berangkat dari sebuah
pemahaman atau bahkan mungkin sekedar hafalan terhadap sebuah rumus 2p+2l. Hal
ini yang disebut pola pikir yang monolid, padahal jika kita membalik pertanyaan
dengan :sebuah kawat panjang 20 cm cobalah buat segi empat dari kawat tersebut,
maka jawabanya bisa beragam, kita bisa menghasilkan bermacam-macam bentuksegi
empat dan tentunya pemahaman akan keliling suatu bidang akan lebih luas.
Dari paparan penjelasan bapak M. Nuh
diatas dapat saya simpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan yang berbasis scientific,
yang segala sesuatunya didasarkan dari observasi, dapat memunculkan benih-benih sikap kreatif, kritis, dan juga
membiasakan siswa untuk tidak hanya menggunakan brain memory nya saja, melainkan juga muscle memorynya. Jika
pengetahuan tersimpan dalam brain memory seseorang, maka untuk
mengaplikasikannya pada tindakan nyata perlu latihan, perlu eksperime-eksperimen
dengan menggunakan indrawinya, yang kemudian ini akan tersimpan pada muscle
memory seseorang. Sehingga mereka tidak hanya memahami dan
mengimajinasikan apa saja yang ada di otak, tapi mereka juga terlatih turun
tangan, dan turut terlibat disana
Selanjutnya
dengan menanamkan benih-benih sikap kreatif dan kritis, maka ini akan membantu
seseorang berkembang dan tumbuh dengan menjaga keseimbangan diantara keduanya,
dan itu merupakan modal dasar munculnya orang-orang dengan karya-karya
inovatif. Creative Thinking dan Critical
Thinking dapat diibaratkan sebagai sebuah timbangan. Di satu sisi berpikir kreatif itu bagaikan
menjelajahi sebuah dunia baru, kawasan baru yang belum terpetakan (Terra
incognita) dengan kebebasan berpikir, sedangkan di sisi yang lain berpikir kritis memaksa kita
untuk memeriksa kebenarannya. Keduanya juga melibatkan 2 bagian otak yaitu otak
kanan dan otak kiri.
Seseorang
yang kreatif namun tidak memiliki dasar pengetahuan yang sesuai, tidak memiliki
referensi maka akibatnya adalah :
mereka hanya bisa bicara daripada berbuat, hanya mampu membuat
terobosan-terobosan kecil yang hanya dipermukaan, tanpa mampu membuat sebuah
karya besar yang berfondasi kokoh.
Sebaliknya orang-orang yang terlalu mengandalkan otak kiri mereka, tanpa dikelolah
dengan baik, alih alih bisa menjadi orang
kritis, mereka malah cenderung terperangkap dalam suatu pemikiran, suatu
logika, susah berpikir out of the box,
dan juga bisa memunculkan sikap egosentris. Pendidikan, bacaan, pergaulan,
perjalanan yang luas akan membuka suatu wawasan, memperluas cakrawala berpikir,
memampukan seseorang melihat sesuatu dari beragam sudut pandang, bukan hanya
memperluas pengetahuan tetapi juga memperdalam pengetahuan, dan ini adalah
benih-benih dari sikap kritis. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sikap kritis tidak bisa disamakan dengan sinis.
Seseorang yang kritis akan memberikan penilaian yang objektif pada suatu hal,
sedangkan orang-orang yang sinis melakukan penilaian secara subjektif, mereka
cenderung melakukan pembenaran daripada mencari kebenaran, mereka juga
cenderung fanatic pada sesuatu yang diyakini (sepertinya akhir-akhir ini lebih
banyak muncul orang-orang sinis daripada kritis)
Seorang ilmuwan bernama Sir Isaac Newton pernah berkata “ Kalau
saya bisa melihat jauh kedepan tentu karena saya berada di pundak-pundak
raksasa” Raksasa-raksasa yang dimaksud adalah akumulasi pengetahuan yang
ditemukan para pendahulu kita, yang merupakan hasil dari gabungan antara
kreativitas dan sikap-sikap kritis yang menantang asumsi-asumsi lama dan
membuka kesempatan bagi kita untuk melihat jauh kedepan. Maka dari itu untuk
memunculkan karya-karya yang inovatif, maka kita tidak hanya perlu menjadi
kreatif melainkan juga kritis dengan bekal pengetahuan yang luas dan mendalam
Akhir kata, menurut saya terlepas dari
kontroversi yang ada, konsep pendekatan Scientific Approach bisa kita adopsi
sebagai orang tua untuk memasukkannya dalam pola asuh sehari-hari. Membiasakan
anak-anak berinteraksi langsung dengan alam, lingkungan serta membiasakan
melakukan pengamatan, observasi dalam setiap apa yang mereka lihat, akan
merangsang pertanyaan-pertanyaan, nalar, keinginan untuk menemukan jawaban
lebih dengan eksperimen, mengkomunikasikan lagi untuk memperjelas jawaban, dan
seterusnya ini bisa menjadi benih-benih sikap kreatif dan kritis.