Rabu, 18 Juni 2014

ARE YOU A LEADER? YES, YOU ARE A LEADER, WE ARE A LEADER



Dari akar kata pimpin, kita dapat menemukan 2 kata baru yaitu pemimpin dan kepemimpinan. Dua kata ini selanjutnya menjadi sesuatu yang tak terpisahkan, karena dimana terdapat pemimpin disitulah kita bisa menemukan apa yang dinamakan kepemimpinan. Banyak sekali definisi tentang kepemimpinan, namun jika diambil benang merah dari kesemua defenisi tersebut, mereka selalu membicarakan kepemimpinan sebagai suatu proses, tindakan, atau karakter dan kemampuan tertentu seseorang dalam memimpin. Dari beberapa definisi yang ada, saya mencoba merangkum pengertian-pengertian tersebut dan mendefinisikan Kepemimpinan sebagai suatu proses dimana seorang pemimpin dengan kekuatan pengaruhnya mampu menggerakkan orang lain atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan. Dari pernyataan ini dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah tindakan, dan bukanlah semata-mata sebuah jabatan. Leadership is action not position. sehingga dimanapun anda berada dan apapun kedudukan anda, anda bisa menjelma sebagai seorang pemimpin. Dapat kita simpulkan pula bahwa seorang pemimpin adalah orang yang memiliki karakter spesial sehingga dia memiliki kekuatan pengaruh yang besar (Di akhir artikel ini akan kita bahas juga tentang 5 level kepemimpinan yang akan banyak menyoroti berbagai tipe pemimpin)

Jika siapapun bisa menjelma menjadi pemimpin, lalu apakah kita juga salah satu diantara mereka ?



“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”
(Nabi Muhammad SAW)       
“Memimpin diri sendiri adalah prasyarat untuk memimpin orang lain”
(Filsuf Cina Confucius)        
“Mengenali hal-hal lain adalah kecerdasan, mengenali diri sendiri adalah kearifan sejati. Menguasai orang lain adalah suatu kekuatan, menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati”
(Filsuf Cina Lao Tzu)

Jika kita berbicara tentang kepemimpinan, ada baiknya kita membicarakan kepemimpinan dalam lingkup yang lebih sempit, yaitu bahwa kepemimpinan adalah fitrah setiap manusia yang ada di muka bumi. Kenapa bisa begitu ?  karena setiap manusia minimal harus dapat memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Banyak kita melihat disekitar kita seorang pemimpin yang tidak berhasil, gagal dalam kepemimpinannya, kenapa? karena mereka telah berupaya memimpin orang lain terlebih dahulu sebelum memimpin dirinya sendiri. Pada dasarnya mereka bukanlah pemimpin yang sebenarnya. Kerancuan ini disebabkan ada banyak hal yang menyebabkan seolah-olah seseorang adalah pemimpin, seperti  jabatan, anak buah,posisi dalam suatu departemen, negara  dll. Namun apakah ketika seseorang memiliki itu semua, mereka bisa disebut pemimpin? inilah yang bisa kita sebut dengan Pseudoleadership (kepemimpinan semu), karena pada dasarnya mereka bukan pemimpin yang sebenarnya, mereka hanya patut disebut manajer, boss.




 Arvan Pradiansyah dalam bukunya You are a Leader menyebutkan bahwa konsep kepemimpinan dapat dirumuskan dalam satu kalimat “Leadership is a choice”. Ketika seseorang menyadari bahwa dia dihadapkan pada pilihan maka pada saat itu juga dia telah menjadi seorang pemimpin. Kenapa begitu? Karena ketika seseorang menyadari bahwa dia mempunyai pilihan, maka seketika itu seseorang berubah dari objek menjadi subjek, dari kondisi tidak berdaya Powerless menjadi Powerful. Sebagai contoh mari kita amati kata-kata berikut : “Saya harus mengikutinya” dengan “ Saya akan mengikutinya”, kalimat kedua tampak lebih powerful dibanding kalimat pertama, tampak bahwa kita adalah yang berkuasa atas diri kita sendiri dan tidak dalam kendali orang lain, sutradara bagi kehidupan kita sendiri. Namun meskipun kita bebas menentukan pilihan tindakan kita, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.

“ Walaupun kita bisa memilih tindakan kita, tetapi kita tidak bisa dengan bebas memilih konsekuensi tindakan kita”
(Stephen R Covey)


Jika kita mengamati disekeliling kita, maka kita akan menemukan bahwa pilihan tindakan yang dilakukan seseorang sebagai bentuk respon terhadap suatu kjadian yang dihadapinya pada umumnya berorientasi pada 4 kebutuhan di bawah ini.:

1.    Mengutamakan kebutuhan fisik, yaitu orang-orang dengan pilihan ini sangat mengutamakan hal-hal yang berbau materi, mengutamakan penampilan luar.
2.   Mengutamakan kebutuhan sosial dan emosional., yaitu orang-orang dengan pilihan pada umumnya senang bersosialisasi, bergaul, memiliki banyak kawan.
3.    Mengutamakan kebutuhan belajar, yaitu orang-orang dengan pilihan ini senantiasa tumbuh dan berkembang, mereka senantiasa melihat hidup ini sebagai kesempatan belajar. Mereka adalah Life long learner (pembelajar seumur hidup)
4.   Mengutamakan kebutuhan spiritual, yaitu orang-orang dengan pilihan ini senantiasa melakukan pencarian makna dan tujuan hidup di dunia.
        Dan orientasi pilihan mana yang terbaik? 1&2 saja tidak bisa membuat kita menjadi berkedudukan terhormat sepenuhnya , coba lihat para koruptor yang sedang mendekam di penjara. No 3&4 saja juga tidak mampu menjadikan diri kita manusia sempurna, karena  tidak bisa dipungkiri kita juga membutuhkan no1&2. Maka pilihan yang bijaksana adalah ketika kita merangkum ke4 orientasi di atas.
        Kita memang bisa memilih tindakan yang akan kita lakukan sebagai bentuk respon suatu kejadian, namun sayangnya kita tidak bisa memilih kejadian yang akan menyapa kita. Seorang pemimpin akan menyadari hal tersebut, mereka menyadari bahwa dia tidak dapat mengntrol stimulus yang masuk, tetapi dia selalu dapat mengontrol respon yang akan dia berikan, dengan demikian dia tidak akan membiarkan perasaan dan emosi mempengaruhi keputusannya.

“Ada kesenjangan atau ruang diantara stimulus dan respon, dan kunci bagi pertumbuhan maupun kebahagiaan kita adalah bagaimana kita menggunakan ruang tersebut”
(Viktor E Franki)

inti kepemimpinan adalah menyadari bahwa kita memiliki ruang diantara stimulus yang datang dan respon yang akan kita berikan, dan kita mampu menggunakan ruang tersebut untuk berpikir. Adanya kesadaran akan ruang tersebut sangatlah penting, karena itu berarti Kontrol/Pengendalian  ada di tangan kita.        
                Pada level yang lebih tinggi, seorang pemimpin tidak hanya mampu mengendalikan, mengelolah respon, tetapi mereka bertindak lebih proaktif yaitu menciptakan stimulus sendiri. Dan bagaimana menciptakan stimulus?kita bisa lakukan dengan memperluas lingkaran pengaruh kita. Semakin kita memiliki pengaruh terhadap orang disekitar kita, lingkungan sekitar kita maka stmulus bisa diciptakan. Misalkan : jika anda seorang pegawai rendahan biasa tentunya sangat susah membuat kebijakan-kebijakan terkait perusahaan tempat anda bekerja, yang mungkin secara ekonomi kebijakan itu bisa dan tepat sasaran untuk dilaksanakan. Tetapi hal ini sangan berbeda jika anda adalah salah satupimpinan di perusahaan tersebut, anda bisa membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan baru yang sangat menguntungkan perusahaan. Dalam hal ini kekuasaan bisa dipandang sebagai sesuatu yang baik bukan hal yang buruk, materialistis dsb. Nah pada level inilah pengertian kepemimpinan dalam lingkup yang lebih  luas di atas bisa terlaksana, yaitu bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang pemimpin dengan kekuatan pengaruhnya mampu menggerakkan orang lain atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan.

“If you're proactive, you don't have to wait for circumstances or other people to create perspective expanding experiences. You can consciously create your own.”
(Stephen R Covey)

nah jika sekarang kita telah sampai pada pembahasan tentang kepemimpinan dalam lingkup lebih luas (bukan sekedar sebagai fitrah manusia sebagai pemimpin diri sendiri), maka untuk lebih memahami lagi, berikut saya tampilkan 5 level kepemimpinan oleh John C Maxwell :

5 Level dalam Kepemimpinan

(John C maxwell)



Menurut Maxwell tingkatan-tingkatan ini layaknya sebuah bangunan. Setiap level yang lebih tinggi didasari level-level dibawahnya, sehingga seseorang harus melalui level-level ini layaknya sebuah anak tangga. Anda tidak bisa berada pada level ke 3 jika anda belum menguasai level 2, begitu seterusnya.  

Kepemimpin Level 1 : POSITION
Ini merupakan level terendah dalam kepemimpinan. Pada level ini seorang leader menggerakkan, mempengaruhi orang-orang berdasarkan posisinya, jabatannya. Orang-orang yang memimpin masih pada level ini lebih tepat dikatakan sebagai BOSS, MANAJER bukan sebagai seorang PEMIMPIN (LEADER), atau berdasarkan penjelasan saya di atas kita bisa menyebut posisi kepemimpinan ini sebagai  PSEUDOLEADERSHIP (Kepemimpinan semu). Pada level ini People follow because they have to, orang-orang mengikuti pemimpinnya karena mereka harus, karena mereka terikat dengan aturan-aturan institusi,kewajiban-kewajiban sebagai seorang karyawan. Nothing is wrong with having a leadership position. Everything is wrong with using position to get people to follow. Pada dasarnya tidak ada yang yang salah dengan posisi, jabatan sebagai seorang pemimpin, yang salah adalah jika kita menggunakan posisi, jabatan kita untuk mempengaruhi, menggerakkan orang lain.
Pada level ini pemimpin cenderung tidak menyukai bekerja dengan orang-orang yang lebih muda, berpendidikan tinggi, berwawasan luas, siap menjadi seorang volunteer (pemula) di setiap kondisi, kenapa ? karena mereka akan cenderung independen. Pada level ini juga seorang pemimpin akan kesusahan jika menginkan usaha ekstra, waktu ekstra dari pengikutnya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, karena pengikutnya cenderung melakukan pekerjaan sesuai apa yang menjadi kewajibannya saja sesuai aturan yang berlaku. Namun level 1 ini bisa menjadi kunci pembuka untuk menuju level-level diatasnya, sehingga jika anda merasa masih berada pada level ini segera bergerak menuju level berikutnya.

Kepemimpin Level 2 : PERMISSION
Pada level ini, sesorang sudah benar-benar membuat langkah pertamanya dalam kepemimpinan, bukan sekedar PSEUDOLEADERSHIP (Kepemimpinan semu) seperti pada level sebelumnya. Kenapa? Karena bicara tentang Leadership adalah bicara tentang pengaruh seorang leader dalam menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya, dan pada level ini seorang leader telah mampu menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya dengan pengaruhnya, yaitu relationship yang telah bangunnya. Membangun Relationship adalah fondasi yang baik untuk memimpin orang lain. Pada level ini people follow because they want to, orang-orang mengikuti pemimpinnya karena memang mereka mau melakukannya.
Ketika seseorang merasa disukai, diperhatikan, diakui keberadaannya, dipercayai, maka disnilah relationship mulai terbangun, dan mereka akan mulai bekerja bersama pemimpinnya, mengikuti arahan pemimpinnya, dan bekerja bersama tim untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tanpa paksaan dan melakukannya dengan kesadaran serta keinginan mereka sendiri.

Kepemimpinan level 3 : PRODUCTION
Pada level ini people follow because of what you have done for the organization, orang-orang akan mengikuti karena apa yang telah dihasilkan pemimpinnya, prestasi kerjanya. Seorang leader yang baik mampu membuat segalanya menjadi mungkin, dan pada level ini para pemimpin tersebut bukan hanya sekedar produktif dan penuh motivasi sebagai individu, tetapi dia juga mampu menggerakkan, suatu tim untuk menjadi produktif, mampu menyebarkan virus produktif dan motivasinya kepada orang lain, sehingga membuat tim yang dibawahinya semakin hebat dan kuat. Para pemimpin pada level ini telah mampu memberikan kontribusi-kontribusi yang bernilai bagi suatu organisasi. Kemampuan-kemampuan ini memberikan para pemimpin pada level ini kepercayaan diri, kredibilitas yang mumpuni, dan tentu saja meningkatkan pengaruhnya. Namun kecerdasan, skill yang mumpuni, dan kehebatan-kehebatan lainnya tentu belum lengkap jika kita mengabaikan faktor Relatonship yang ada pada level 2.

Kepemimpinan level 4 : PEOPLE DEVELOPMENT
Setelah melalui level ke 3, maka para pemimpin ini dapat bergerak menuju level ini. Level dimana bukan hanya prestasi kerja saja yang menjadi fokus mereka, tetapi juga bagaimana menyiapkan pemimpin-pemimpin baru. Pada era seperti saat ini being good (menjadi baik) saja tidak cukup, suatu perusahaan, institusi harus bergerak menjadi Being great (menjadi hebat), maka dari itu seorang leader harus menyiapkan pemimpin-pemimpin baru yang mumpuni untuk keberlanjutan perusahaan, untuk menuju kondisi Great company. Pada level ini pemimpin-pemimpin tersebut menginvestasikan waktu, uang, tenaga, pikirannya untuk menumbuhkan pemimpin-pemimpin baru. Mereka melihat semua orang, menilai potensinya untuk tumbuh dan memimpin dengan mengabaikan umur, pengalaman, titel,kedudukan/jabatannya. Pada level ini People follow you because of what you have done for them

Kepemimpinan level 5 : PINNACLE
Ini merupakan level tertinggi dari suatu kepemimpinan. Jarang sekali seorang pemimpin bisa sampai pada level ini. Level ini membutuhkan kemampuan leadership yang bisa dikatakan antara bakat alam dan skill yang didapat selama periode waktu yang cukup lama. Pada level ini seorang peimpin sudah memimpin dengan sangat baik dalam waktu yang lama dan meninggal kesan mendalam akan kepemimpinannya. Nama anda sudah bagaikan legend di telinga, mata banyak orang.Pada level ini  People follow because of who you are and what you represent, orang-orang mengikuti karena siapa anda.


Jadi di manakah posisi kepemimpinan anda sekarang ?


        Sekali lagi, berbicara kepemimpinan bukanlah tentang suatu jabatan atau posisi. Jabatan ataupun posisi mungkin bisa menjadi kunci menuju kesana, namun bukan selamanya hal tersebut adalah kunci utamanya. Hal terpenting adalah bagaimana anda mengembangkan diri sebaik mungkin untuk menjadi pemimpin, dan hal tersebut diawali dengan memimpin diri anda sendiri. Saran saya jika anda telah menikmati tulisan saya ini, anda bisa membaca tulisan saya sebelumnya yang cukup banyak berhubungan dengan topik ini, yaitu Re code your change DNA. Good luck.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave your comments here...^^